Jenewa - Usia perokok pemula yang semakin muda membuat resah World Health Organization (WHO). Pada hari tanpa tembakau sedunia tanggal 31 Mei ini WHO mendesak anggotanya melarang total iklan rokok. Cara ini dianggap efektif menghentikan serangan industri rokok untuk melindungi remaja.
"Industri rokok menggunakan strategi pemasaran predatori untuk merangkul anak muda agar menjadi pencandu produk mereka," ujar Direktur Prakarsa Bebas Rokok WHO Douglas Bettcher, seperti dilansir AFP, Sabtu (31/5/2008).
Perusahaan rokok, imbuh Bettcher, sering menggunakan teknik promosi yang canggih, termasuk mensponsori acara olahraga, konser musik dan pakaian yang segmennya rata-rata anak muda.
"Sangat-sangat tepat sasaran untuk menangkap dan menjerat anak muda, untuk menggantikan perokok yang meninggal dan berhenti dalam usia muda juga. Jadi mereka bisa melanjutkan mencetak untung," tukas dia.
Perusahaan rokok biasanya menyasar negara berkembang, utamanya gadis remaja untuk menghisap rokok. "Larangan iklan terpadu bisa efektif mengurangi konsumsi rokok 16 persen di negara yang sudah menerapkannya. Sayangnya, hanya 5 persen populasi dunia yang punya kebijakan anti-rokok terpadu," kata dia.
Penelitian WHO terbaru, 2/3 perokok dunia hidup di 10 negara. Negara itu adalah China (sekitar 30 persen dari total perokok dunia), India (10 persen perokok dunia), Indonesia, Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Bangladesh, Jerman dan Turki
Setting User Manager di rb750
10 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar